Siapa sangka, seorang
pembelajar bahasa otodidak bisa menapaki jalan setapak menuju profesi penerjemah tersumpah? Perjalanan saya ini ibarat petualangan tanpa peta, penuh
lika-liku dan kejutan.
Awalnya, ketertarikan
pada bahasa asing hanya sekadar hobi. Saya senang membaca novel dalam bahasa
Inggris, mendengarkan lagu-lagu berbahasa Arab, atau menonton film berbahasa
Korea. Namun, seiring berjalannya waktu, hobi ini perlahan-lahan berubah menjadi
sebuah obsesi. Saya ingin lebih dari sekadar menikmati keindahan bahasa. Saya
ingin menguasainya secara mendalam.
Tanpa bimbingan seorang
guru, saya belajar bahasa secara otodidak. Saya membeli buku-buku tata bahasa,
kamus, dan bahan belajar lainnya. Saya juga aktif mengikuti komunitas belajar
bahasa di internet. Setiap hari, saya meluangkan waktu untuk membaca, menulis,
dan berbicara dalam bahasa asing.
Perjalanan belajar bahasa
saya tidak selalu mulus. Ada kalanya saya merasa bosan, lelah, dan ingin
menyerah. Namun, semangat untuk mencapai tujuan selalu membara di dalam dada.
Saya terus berpegang pada prinsip bahwa "di mana ada kemauan, di sana ada
jalan".
Setelah bertahun-tahun
berjuang, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti ujian kualifikasi penerjemah
tersumpah. Persiapan ujian ini sungguh menguras tenaga dan pikiran. Saya harus
mempelajari berbagai jenis teks, mulai dari dokumen hukum hingga teks sastra.
Namun, saya yakin bahwa semua pengorbanan saya akan terbayar lunas.
Dan benar saja, ketika
nama saya terpampang di papan pengumuman sebagai lulusan ujian, rasa haru dan
bangga menyelimuti hati saya. Semua perjuangan dan pengorbanan selama ini tidak
sia-sia.
Menjadi penerjemah
tersumpah adalah sebuah anugerah sekaligus tantangan. Saya harus selalu mengupdate pengetahuan tentang
bahasa dan terminologi yang saya gunakan. Selain itu, saya juga harus memiliki
kemampuan analisis yang kuat untuk memahami konteks suatu teks dan
menyampaikannya dalam bahasa yang berbeda.
Bagi Anda yang memiliki mimpi untuk menjadi seorang
penerjemah, jangan pernah menyerah. Teruslah belajar dan berlatih. Ingatlah,
kesuksesan tidak datang dengan instan. Dibutuhkan kerja keras, kesabaran, dan
ketekunan.
Peribahasa mengatakan, "Sambil menyelam minum
air". Artinya, sambil melakukan sesuatu, kita bisa mendapatkan keuntungan
lain. Begitu pula dengan belajar bahasa. Selain menguasai bahasa asing, kita
juga bisa mempelajari budaya dan sejarah negara tersebut.